Selasa, Desember 09, 2008

Koruptor Idiot


Di luar sana, tampak langit dibelai oleh kepekatan mendung sang awan. Membawa hujan untuk membasahi kulit bumi yang semakin keriput. Keanggunan ibu alam dalam merawat anak-anaknya itu hanya berjarak seberapa jengkal dariku, di batasi oleh jendela kaca, di dalam ruang ber-ac bernama ruang gajah.

Hari ini, satu periode supersibuk telah dilewati. Satu dari dua periode yang dijejali kedalam 17 hari menjelang libur akhir tahun. Kantor terlihat lengang, tak ada ketegangan seperti yang kemarin kulihat. Semua terasa santai.

Hari ini aku ada pengakuan. Aku mau mengaku kalau aku korupsi di kantor. Korupsi terhadap waktu kerja. Korupsi terhadap komitmen. Korupsi terhadap profesionalitas.

Mungkin karena hari ini serasa sebagai hari untuk mengambil nafas, hari ini sebagian waktu kerja kantor kupakai untuk membaca buku. Ya. Penurunan produksi karena waktu yang kucuri untuk membaca buku adalah korupsi. Yang artinya aku juga seorang koruptor!

Beberapa hari belakangan ini, aku memang sedang senang membaca, senang mencuri waktu untuk melihat keajaiban dunia luar, melihat sihir-sihir dari para penyihir, mencoba mempelajari mantera-manteranya, untuk memuaskan hasrat terpendam untuk menjadi penyihir bergelar arsitek.

Beberapa hari yang lalu aku membaca tracing eisenman. Konsep dekontruksi yang sangat mendarah daging pada karyanya. Konsep presence in absence yang menggambarkan kehadiran dari ditidak hadiran.

Kerja lagi...

Hari berikutnya karena penasaran dengan akar pemikiran eisenman, aku membaca tentang derrida, tentang konsep dekonstruksinya. Tentang pematahan ide metafisika barat untuk menjelaskan keberadaan 'being'. Tentang petanda dan penanda. Tentang differance untuk menggambarkan perbedaan dan penundaan makna didalam sebuah teks.

Lembur lagi....

Kemarin aku membaca tentand libeskind yang sangat mengidolakan void sebagai suatu kekosongan yang hampa. Void sebagai bagian dari arsitektur kontemplatif.

Tegang menjelang deadline.....

Hari ini aku membaca tentang tschumi. Tentang vector, envelopes, program dan context. Tentang requestioning. Tentang disprogramming, crossprogramming, dan transprogramming. Tentang superimposisi.

Limbung...

Terlihat sangat banyak yang kubaca? Kenyataannya, tak ada satupun dari ke empat buku itu yang kubaca selesai. Hanya sedikit yang kubaca dari sedikitnya waktu yang bisa kukorupsi. Dan itu hanya membuatku makin merasa bodoh, merasa idiot, merasa tidak tahu apa-apa dari sebegitu banyaknya ilmu dalam berbagai media di seluruh dunia. Merasa miris mengetahui tidak banyaknya waktuku untuk menyerapnya. 

Hari ini, buku steven holl tergeletak di mejaku, menanti untuk dicicipi. Ya, hanya bisa mencicipi, tidak bisa melahap akibat waktu yang tak bisa kompromi.

Pada akhirnya aku hanya seorang koruptor yang idiot

....

Di luar masih hujan, hanya membunuh waktu menunggu jam pulang kerja...

6 komentar:

subasuba mengatakan...

kalo koruptor pinter, dia akan korupsi terus rip. :)

koruptor idiot akan insaf. dan akan semakin rajin membaca buku. semakin sedikit bekerja.

mari rajin membaca. lupakan ngantor. (ide bodoh seorang idiot yang korupsi)

korupsiku adalah chatting dan nge blog.

sigh. koruptor!

Anonim mengatakan...

masnya...itu bukan korupsi...meningkatkan kualitas diri adalah bagian dari desk job seorang arsitek...
-okz-

ariefputra mengatakan...

ha ha
Kalo mbacanya pas deket deadline gimana
:D

Anonim mengatakan...

Membaca itu ibadah rip... ga ada yang bisa mencegah kita untuk membaca, apalagi klo nambah ilmu.
Kalo menjelang deadline ya anggap aja hiburan sesaat, biar ga stress..
Terserah orang mo bilang apa...

putex

badri mengatakan...

Tuhan akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, Rip!!
BUKAN orang-orang yang rajin membaca!
hehehe

jadi kalo membaca, ya niatnya biar dapat ilmu dong
...

ariefputra mengatakan...

Ha ha ha.... Komennya lucu-lucu.

Aku cuma mau sedikit menjelaskan. Koruptor yang kumaksut adalah nyuri waktu dedline. Idiot yang kumaksut adalah sehabis mbaca buku, aku semakin merasa bodoh, karena gerbang pengetahuan semakin banyak terbuka setelahnya. Jadi semakin merasa tahu sedikit=idiot.

Jadi bukan eksplisit sebagai kriminal yang gak punya otak. He he he